Kamis, 27 Oktober 2016

Pengorganisasian dan Pengelolaan dalam Pembelajaran Kelas Rangkap

A.    PENGELOMPOKAN SISWA
Dalam pelaksanaan PKR pengelompokkan siswa merupakan suatu keharusan guna menjamin proses belajar siswa agar tetap efektif. Mengenai pengelompokkan belajar siswa ini terdapat beberapa cara yang dipilih sesuai dengan kebutuhan. (UNESCO: 1988)
1.      Pengelompokan siswa atas dasar rombongan belajar.
Dengan cara ini kelas I, II, III, IV, V, dan VI masing-masing diberlakukan segabai suatu kesatuan. Artinya bila PKR dilaksanakan di satu ruangan misalnya kelas III, IV, dan V yang di dalam ruangan itu terdapat tiga kelompok siswa sesuai kelasnya. Pengelompokan ini lebih bersifat formal sesuai dengan status administratif  siswa. Dilihat dari administrasi sangat baik dalam arti memudahkan guru dalam pencatatan kehadiran, penilaian dan pengaturan tugas. Namun dilihat dari perlakuan proses pembelajaran cara itu tidak member ruang bagi pemanfaatan kemampuan siswa secara silang atau lintas kelas. Selain itu bias juga terjadi kesukaran membangun kebersamaan dalam belajar manakala pada suatu ketika ada kelas yang siswanya hanya satu orang sedang kelas lainnya siswanya cukup banyak.
2.      Pengelompokan siswa berdasarkan kesamaan kemampuan (same ability group).
Dengan cara ini siswa dikelompokan bukan atas dasar kelas tetapi atas dasar kemampuannya sesuai hasil tes kemampuan atau catatan prestasi sebelumnya. Berdasarkan hasil tersebut siswa dikelompokan ke dalam siswa kelompok diatas rata-rata, rata-rata, dan dibawah rata-rata. Untuk melaksanakan pengelompokan tersebut bias diberikan tes kemampuan umun (TKU) atau yang sejenisnya sejak siswa memasuki SD atau setiap awal tahun. Bahan belajar yang diberikan bukan dikemas berdasarkan kelas tetapi atas dasar kemampuan itu sesuai dengan prinsip belajar tuntas atau “mastery learning”
3.      Pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan campuran (mixed ability group).
Dengan cara ini siswa dikelompokan atas dasar bakat dan keterampilan dalam berbagai bidang yang diperlukan untuk menangani suatu proyek belajar (learning project) misalnya “pembuatan peta”, “memasak suatu jenis makanan dengan menu tertentu”, dan melakukan suatu percobaan. Dalam suatu kelompok diperlukan sejumlah siswa dengan berbagai kemampuan, bakat dan minat agar proyek belajar benar-benar dapat ditangani secara bersama-sama dengan pembatasan tugas sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.
4.      Pengelompokan siswa berdasarkan kesamaan usia (same age group).
Pengelompokan ini bertolak dari anggapan dasar bahwa kelompok siswa yang usianya sama memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang kurang lebih sama. Cara ini nampaknya dapat digunakan dalam pembentukan kelompok siswa dalam konteks penerapan cara seperti pada butir pertama. Seperti diketahui bahwa siswa dalam suatu rombongan belajar atau kelas di SD terdiri atas siswa dalam kelompok usia tertentu misalnya kelas I terdiri atas siswa berusia 6 - 7 tahun, kelas II berisi siswa berusia 7 - 8 tahun dan seterusnya. Artinya suatu rombongan belajar dapat dipecah ke dalam kelompok siswa berdasarkan persamaan usia.
5.      Pengelompokan siswa berdasarkan kompabilitas siswa.
Cara ini bertolak dari kenyataan bahwa secara social siswa memiliki kelompok atas dasar pertemanan yang saling menyukai karena sering berangkat bersama, tempat tinggal berdekatan atau duduk dikelas salalu bersama. Pengelompokan in iterbentuk secara alami. Secara insidental pengelompokan ini dapat digunakan sesuai kebutuhan pembelajaran misalnya dalam tugas pembuatan denah tempat tinggal di lingkungan rukun warga, kampung, desa, atau kompleks perumahan.
6.      Pengelompokan siswa sesuai kebutuhan pembelajaran.
Cara ini digunakan untuk mendukung pencapain tujuan dari pembelajaran suatu topic dengan model pembelajaran tertentu. Misalnya dalam simulasi atau bermain peran atau permainan siswa yang dikelompokan sesuai dengan tugas atau peran yang harus dilakukan pada saat itu. Demikian juga pada kegiatan ekskursi/karyawisata siswa dapat dikelompokan sesuai dengan kebutuhan pada saat kegiatan itu. Misalnya ada yang bertugas mengamati dan mencatat, mewawancara dan mencatat, mengambil foto dan lain-lain.

Dalam kondisi pendidikan dasar di Indonesia saat ini yang secara formal terdapat pengorganisasian siswa atas rombongan belajar atau kelas. Cara pertama pengelompokan atas dasar kelas merupakan pengelompokan yang bersifat tetap secara administrative. Sedang cara kedua sampai dengan cara keenam dapat digunakan secara bergantian sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Dalam penerapan PKR semua cara itu sangat terbuka dan memungkinkan untuk digunakan. Dengan demikian suasana kelas PKR akan lebih dinamis.

B.     Penataan Ruangan dan Pengelolaan Kelas
Penerapan PKR dalam satu ruangan memerlukan penataan ruangan yang lebih kompleks daripada PKR dalam dua atau tiga ruangan. Dilihat dari sudut fasilitas ruangan, terdapat tiga situasi yakni PKR dalam satu ruangan. Selanjutnya dapat diamati contoh PKR 221, PKR 222, dan PKR 333. Dalam contoh tersebut dapat dilihat bagaimana penataan ruangan dikaitkan dengan pengelolaan interaksi pembelajaran yang sengaja dirancang. Khusus mengenal PKR dalam satu ruangan berbagai kemungkinan penataan ruangan dan penempatan siswa dapat dikembangkan dalam berbagai alternatif selain tiga model pokok tersebut.
Untuk mewadahi pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan PKR sebagaimana telah dibahas, dikembangkan contoh ruangan tiga dengan model interaksi dan penataan sebagai berikut:
ü  PKR 221 : dua kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan
ü  PKR 222 : dua kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan
ü  PKR 333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan

PKR 221
Dalam model PKR 221, guru menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelas V dan kelas VI, untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik Sumber Daya Alam di kelas V, dan mata pelajaran IPS dengan topik Sumber Kekayaan Alam di kelas VI, kedua topik memiliki saling keterkaitan. Proses pembeljaran berlangsung dalam satu ruangan.
Dalam menerapkan model ini ikuti petunjuk sebagai berikut:
a.       Pada kegiatan pendahuluan + 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas V dan VI, ikuti dengan langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan itu + 80 menit.
b.      Pada kegiatan inti + 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
c.       Pada kegiatan penutup + 10 menit terakhir berdirilah didepan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review atau materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.

PKR  222

Dalam Model PKR 222, guru menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelas V dan VI, untuk mengajar mata pelajaran Matematika topik Bangun Ruang di kelas V dan mata pelajaran IPA topik Tumbuhan Hijau di kelas VI. Kedua topik tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang terhubungan dengan pintu.
Dalam menerapkan model ikuti petunjuk :
a.       Pada kegiatan pendahuluan + 10 menit pertama satukan murid kelas V dan VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi.
b.      Pada kegiatan inti + 60 menit berikutnya tetapkan aneka metode yang sesuai dengan kondisi kelas masing-masing, jangan sampai murid ribut dengan kegiatan masing-masing. Pada kegiatan penutup + 10 menit terakhir beridir di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan teviu umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku.
c.       Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini sedpat mungkin denah ruangan diatur agar pandangan murid mengarah kedepan pintu penghubung
Pengelolaan PKR 22 lebih rumit dari pada PKR 221. Dapat dipahami dengan berkumpul dengan satu ruangan seperti 221 perhatian guru tanpa penghalang. Model PKR 221 sangat cocok untuk dua materi yang saling berkaitan. Sedangkan Model PKR 222 sanagt cocok untuk materi pelajaran yang tidak berkaitan dan memerlukan perhatian khusus dari masing-masing kelas.
PKR 333
Dalam Model PKR 333, guru menghadapi tiga kelas, dalam hal ini kelas IV, V, VI, untuk mengajar tiga mata pelajaran yang berbeda. Ketiga topik satu sama lain tidak ada kaitannya secara langsung. Proses pembelajaran berlangsung dalam tiga ruangan berjejer satu sama lain terhubungkan dengan pintu penghubung.
Dalam menerapkan model ini guru perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut.
a.       Pada kegiatan pendahuluan + 10 menit pertama kumpulkan murid kelas IV, V, VI disalah satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi
b.      Pada kegiatan inti + 60 menit terapkan aneka metode belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia. Penggunaan Lembar Kerja Murid (LKM) atua Lembar Tugas Murid (LTM) sangat dianjurkan agar kegiatan belajar murid lebih bersifat mandiri.
c.       Pada kegiatan penutup + 10 menit terakhir adalah reviu untuk dua kelas dengan menempatkan guru dipintu penghubung ruang satu dengan ruangan dua atau ruangan dua dnegan ruangan tiga.
d.      Sebagai catatan, memang model PKR 333 ini termasuk yang lebih rumit dalam pengelolaannya. Guru dituntut untuk memiliki mobilitas (daya gerak) pedagogis yang tinggi.


C.    Pemanfaatan Sumber Belajar
Sesuai dengan prinsip khusus PKR yang antara lain menekankan pada perlunya pemanfaatan sumber belajar secara optimal, maka sudah seharusnya disadari perlunya memahami, dan memanfaatkan lingkungan belajar secara optimal. Yang termasuk ke dalam lingkungan belajar adalah segala hal yang ada di sekolah dan lingkungan sekolah yang memberi suasana dan dapat digunakan untuk terjadinya proses belajar. Lingkungan belajar ini sekurang-kurangnya mencakup dua kelompok yaitu:
1.      Prasarana dan sarana belajar seperti ruangan, tempat duduk (meja-kursi atau bangku) dan papan tulis.
2.      Sumber belajar yang mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda, alam sekitar, masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensi memberi informasi kepada siswa dalam belajar.
Bila dirinci, sumber belajar meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.      Lingkungan sosial atau manusia antara lain guru, siswa lain. Orang tua, dan anggota masyarakat.
2.      Lingkungan hidup seperti flora dan fauna.
3.      Lingkungan alam seperti tanah, air, udara, awan, hujan.
4.      Lingkungan budaya seperti peralatan, pranata sosial, pengetahuan, dan teknologi.
5.      Lingkungan riligius seperti kitab suci dan acara keagamaan.
Kelima unsur lingkungan tersebut berpotensi memberi simulus atau rangsangan belajar kepada siswa. Dalam pelaksanaan PKKR berbagai jenis sumber belajar seyogyanya dimanfaatkan secara optimal untuk memicu, mamacu, dan meningkatkan proses belajar. Untuk itu berbagai metode dan teknik perlu digunakan untuk mendorong dan memberi kemudahan siswa sehingga mereka tahu, mau, mampu, dan terbiasa belajar dari manusia lain, bahan belajar tertulis, bahan belajar terekam, bahan belajar tersiar, alam alam sekitar, masyarakat, kebudayaan.
Dari lingkungan hidup flora dan fauna siswa dapat memperoleh informasi faktual melalui pengamatan (melihat, mendengar, membau, meraba, dan merasa), analisis dan penyimpulan hasil pengamatan dan analisis.
Dari lingkungan budaya siswa dapat memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui partisipasi, peniruan, pembelajaran, pelatihan, adaptasi, pengamatan, dan penyimpulan hasil pengamatan dan analisis.
Dari lingkungan religius siswa dapat memperoleh keyakinan, keimanan, dan ketaqwaan, sikap, pengetahuan, norma, nilai, moral, semangat melalui partisipasi, pembelajaran, adaptasi, perenungan, pengajian, cobaan, pengamatan alam semesta dan pelaksanaan ritual atau ibadah.
Dalam pelaksanaan PPKR berbagai jenis sumber belajar seyogyanya dimanfaatkan secara optimal untuk memicu, memacu, memelihara dan meningkatkan proses belajar. Untuk itu berbagai metode, dan teknik perlu digunakan untuk mendorong dan memberi kemudahan siswa sehingga mereka tahu, mau, mampu, dan terbiasa belajar dari manusia lain , bahan belajar tertulis, bahan belajar terekam, bahan belajar tersiar, alam sekitar, masyarakat dan kebudayaan.
Berbagai teknik yang dapat digunakan dalam memanfaatkan aneka ragam sumber belajar antara lain adalah sebagai berikut (Goldon : 1992, McGrath dan Noble : 1993, Miller :1989).
1.      Membaca dan memahami isi bacaan
2.      Bertanya dan mencatat jawaban
3.      Mengamati dan mencatat pengamatan
4.      Mengadakan percobaan dan mencatat proses dan hasilnya.
5.      Berlatih keterampilan
6.      Bersimilasi peran
7.      Berpatisipasi dalam kegiatan
8.      Bekerja dalam kelompok
9.      Berdarmawisata ke tempat bersejarah, kebun binatang, pabrik dll.
10.  Mendengarkan kaset audio/siaran radio
11.  Menonton vidio/film/televisi
12.  Mengadakan upacara kenegaraan
13.  Mengikuti ceramah tamu
14.  Mengarang pengalaman selama libur
15.  Menggambar
16.  Mengisi lembaran kerja
17.  Membuat keliping.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa pemanfaatan sumber belajar itu bukanlah dimaksudkan sekedar untuk membuat siswa sibuk, tetapi harus dirancang dan ditata sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai baik yang merupakan amanat yang perlu dipenuhi maupun melalui keterlibatan dalam kegiatan tertentu. Perlu pula digarisbawahi terutama bagi yang bertugas di SD daerah terpencil tidak boleh pasrah pada keadaan yang serba terbatas. Perlu ditanamkan dalam diri masing-masing bahwa sumber belajar itu sesungguhnya telah tersedia di alam semesta.


HAKEKAT PERKEMBANGAN (Psikologi Pendidikan)


MAKALAH
HAKEKAT PERKEMBANGAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan



Dosen pengampu:
Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd.

Disusun oleh:
Galih Aditya Purbooyo                       1401415323
Angga Ramadhani                              1401415455
Oktavianti Indah Normareta               1401415461


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang HAKEKAT PERKEMBANGAN. Dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang perkembangan manusia.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



                                                                                   
Tegal, 27 Maret 2016


                                                                                                  Penulis









DAFTAR ISI
Hal
COVER.............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 3
1.1...... Latar Belakang........................................................................................................ 3
1.2...... Rumusan Masalah.................................................................................................... 3
1.3...... Tujuan...................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 4
2.1...... Pengertian Perkembangan....................................................................................... 4
2.2...... Prinsip-prinsip Perkembangan................................................................................. 5
2.3...... Karakteristik Perkembangan................................................................................... 7
2.4...... Tugas-tugas Perkembangan..................................................................................... 10
BAB III... PENUTUP........................................................................................................ 13
3.1. .......... Kesimpulan........................................................................................................ 13
3.2............ Saran.................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti di alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.  Perkembangan terjadi dalam berbagai ranah, seperti biologi (perubahan jasmani), sosial (perubahan hubungan sosial), emosional (perubahan pengalaman dan pemahaman emosional), dan kognitif (perubahan proses kognitif). Pada diri individu, perkembangan menjadi hal penting untuk dibahas secara mendalam mengingat kepentingan dalam berbagai bidang berkaitan dengan perkembangan itu sendiri. Perkembangan dalam segala aspek kehidupan manusia, merupakan salah satu pendukung utama terciptanya tatanan yang sistematik untuk mencapai tujuan masing-masing bidang.

1.2       Rumusan Masalah
  1. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan?
  2. Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam perkembangan?
  3. Bagaimana karakteristik dari perkembangan?
  4. Apa saja tugas-tugas dalam perkembangan?

1.3       Tujuan
1.      Untuk mengetahui informasi tentang perkembangan
2.      Untuk mengetahui mengenai prinsip-prinsip dari perkembangan
3.      Untuk mengetahui informasi mengenai karakteristik-karakteristik dari perkembangan
4.      Untuk mengetahui tentang apa saja tugas-tugas dari perkembangan



BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Perkembangan
Para pakar psikologi perkembangan meyakini bahwa perkembangan terdiri atas dua proses, yaitu integrasi dan diferensiasi. Integrasi mengacu pada gagasan bahwa perkembangan terdiri atas integrasi dari struktur yang paling dasar, yakni perilaku yang dimiliki sebelumnya dengan perilaku baru, kepada struktur pada tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, bayi belajar untuk memperoleh objek yang telah dipelajari untuk mengoordinasikan berbagai keterampilan seperti mempertahankan postur tubuh, menggerakkan tangan, mengoordinasikan posisi tangan terhadap objek dan menggenggam objek. Diferensiasi mengacu pada gagasan bahwa perkembangan menunjukkan kemajuan kemampuan yang ditunjukkan secara berbeda ketika menghadapi objek yang berbeda. Misalnya, ketika anak menggenggam benda kecil akan berbeda caranya ketika harus menggenggam benda yang besar. Maka dapat dilihat bahwa perkembangan merupakan proses kombinasi antara integrasi dengan diferensiasi.
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan organisme berkesinambungan dan progresif, dari lahir sampai mati. Hurlock (1978) menyatakan bahwa perkembangan dapat didefinisikan sebagai kemajuan dari perubahan yang teratur dan koheren. Monk et.al (1991) menyatakan bahwa perkembangan menunjukan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Warner (1969) (dalam Monks dkk. 1991) menegaskan bahwa perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap. Perkembangan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi terjadi berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan dan belajar.
Perkembangan psikologi merupakan suatu proses yang dinamik yang di mana sifat individu dan sifat lingkungan pada akhirnya menentukan tingkah laku apa yang akan diaktualisasikan dan dimanifestasikan. Selain itu perkembangan juga merupakan pola pergerakan atau perubahan yang terjadi sepanjang rentang kehidupan. Perkembangan di pengaruhi oleh hubungan antara proses biologis, kognitif dan sosial-emosi. Perkembangan secara umum dibagi menjadi periode yang dimulai dari pertumbuhan hingga masa remaja, yang dimulai dari masa kelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak tengah, masa kanak-kanak akhir, dan masa remaja. Beberapa ahli perkembangan menggambarkan perkembangan sebagai proses yang berkesinambungan (perubahan yang bertahap dan kumulatif), sementara yang lain menggambarkan sebagai proses tidak berkesinambungan (serangkaian tahapan tiba-tiba).
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van Den Daele ”perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
Pada dasarnya ada dua proses perkembangan yang saling bertentangan yang terjadi secara serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi. Keduanya mulai dari pembuahan dan berakhir dengan kematian.

2.2       Prinsip-prinsip Perkembangan
            Baltes (1987) mengartikulasikan prinsip yang dapat digunakan untuk mengkaji perkembangan manusia. Dinyatakan bahwa prinsip-prinsip yang dikembangkan itu membentuk keyakinan yang menspesifikasi pandangan perkembangan secara koheren. Beberapa prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.      Perkembangan berlangsung sepanjang hayat, prinsip ini memiliki dua aspek, yaitu:
-   Potensi perkembangan akan terjadi sepanjang hidup manusia, dan tidak ada asumsi yang menyatakan bahwa kehidupan seseorang akan mencapai puncak perkembangan kemudian menurun kembali pada waktu orang itu dewasa atau berusia tua.
-   Perkembangan tidak akan terjadi sebelum seseorang lahir, dan perkembangan itu akan berlangsung selama sepanjang hayat.
2.      Perkembangan bersifat multidimensional dan multidireksional.
Multidimensional mengacu pada kenyataan bahwa perkembangan tidak dapat digambarkan  melalui kriteria tunggal, seperti perilaku yang bersifat meningkat ketika masih berusia anak-anak atau menurun ketika seseorang itu telah dewasa atau sudah tua. Multidireksional mengacu pada hasil perkembangan dicapai melalui berbagai cara, dan perkembangan itu terdiri atas berbagai kemampuan yang dimiliki oleh individu., yang ditunjukkan melalui berbagai perubahan.
3.      Perubahan mengacu pada perolehan dan kehilangan.
Perkembangan itu mencakup aspek-aspek pertumbuhan dan penurunan. Misalnya, sekolah mampu meningkatkan pengetahuan anak dan mengembangkan kemampuan kognitifnya, namun mereka juga kehilangan kreativitas karena harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh sekolah.
4.      Perkembangan itu bersifat lentur.
Adanya variabilitas diri seseorang sehingga memungkinkan adanya perkembangan atau perilaku tertentu.
5.      Perkembangan berada dalam latar tertentu dan historik.
Bersifat kontekstual karena seseorang yang berada di suatu lingkungan akan berbeda perkembangannya pada seseorang yang berada di lingkungan lain. Bersifat historik karena periode waktu tertentu di mana seseorang itu tumbuh akan mempengaruhi perkembangannya.
Ruffin (2001) menyatakan bahwa walaupun terdapat perbedaan secara individual pada kepribadian anak, prinsip-prinsip dan karakteristik perkembangan itu menunjukkan pola-pola yang bersifat universal.
1.      Perkembangan tergantung pada kematangan dan belajar, kematangan mengacu pada karakteristik pertumbuhan dan perkembangan biologis. Kematangan mengacu pada karakteristik pertumbuhan dan perkembangan biologis. Demikian pula anak harus memiliki kematangan tertentu sebelum melakukan kegiatan tertentu. Lingkungan merupakan salah satu faktor untuk merangsang mengembangkan potensi secara optimal.
2.      Perkembangan berproses dari sederhana (kongkrit) menuju kepada yang lebih kompleks. Anak-anak menggunakan kecakapan kognitif dan bahasanya untuk bernalar dan memecahkan masalah.
3.      Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan. Dalam perkembangan, anak selalu menambahkan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya dan kemudian keterampilan baru tersebut menjadi dasar untuk memperoleh kecakapan yang lebih kompleks.
4.      Pertumbuhan dan perkembangan berproses dari kecakapan umum ke kecakapan spesifik dalam perkembangan motorik. Contohnya dalam gerakan motorik awalnya bersifat umum, tidak terarah dan reflektif kemudian dalam perkembangannya bayi mampu menggenggam objek dengan kedua tangannya. Ini karena pertumbuhan terjadi dari gerakan otot besar menuju gerakan otot kecil.
5.      Tingkat pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual. Setiap anak berbeda sehingga tingkat pertumbuhannya juga berbeda. Walaupun pola-pola dan urutan pertumbuhan dan perkembangan biasanya sama pada semua anak,tingkat pencapaian tahap perkembangannya akan berbeda.

2.3       Karakteristik Perkembangan
1.    Masa Pranatal
Periode pranatal merupakan periode pertama dalam rentang kehidupan manusia. Periode ini merupakan periode yang paling singkat dan terpenting dari semua periode perkembangan, karena memberi dasar untuk perkembangan selanjutnya. Perkembangan periode pranatal ditandai dengan konsepsi (bertemunya ovum dengan sperma), dan diakhiri dengan kelahiran, dengan jangka waktu kurang lebih 270-280 hari atau sembilan bulan.
Meski relatif singkat, periode pranatal mempunyai ciri penting, antara lain:
1.      Pembawaan lahir.
Berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya.
2.      Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat.
Pada waktu ini pertumbuhan dan perkembangan yang proporsional lebih cepat terjadi daripada waktu lainnya sepanjang hidup.
3.      Kondisi dalam lingkungan lahir.
Kondisi tubuh ibu yang baik mempertinggi perkembangan potensi bawaan sedangkan kondisi yang buruk dapat menghambat perkembangan atau mengganggu pola perkembangan berikutnya.
4.      Sikap orang-orang yang berarti.
Sikap orang yang berarti dalam kehidupan anak, terutama anggota keluarga terbentuk pada waktu ini dan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perlakuan mereka terhadap anak tersebut selama awal tahun pembentukan kehidupan.
2.    Masa Neonatal
Masa Neonatal adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, di mana keberadaan dianggap sebagai individu dan bukan lagi sebagai parasit seperti saat di dalam tubuh ibu. Berikut ini adalah lima ciri yang paling penting dari periode bayi neonatal.
1.      Periode yang tersingkat dari semua periode perkembangan.
Periode ini adalah saat di mana janin harus menyesuaikan dengan kehidupan di luar rahim ibu, di mana ia telah hidup selama kurang lebih Sembilan bulan. Penyesuaian ini akan berakhir pada saat tali pusar lepas dari pusarnya.
2.      Masa terjadinya penyesuaian yang radikal.
Kelahiran merupakan suatu gangguan pada pola perkembangan yang dimulai pada saat pembuahan. Ini adalah suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar.
3.      Masa terhentinya perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan pesat yang terjadi selama periode prenatal tiba-tiba terhenti pada saat kelahiran. Terhentinya pertumbuhan dan perkembangan, yang merupakan ciri dari periode ini. Saat penyesuaian ini terjadi, bayi kembali melanjutkan pertumbuhan dan perkembangannya.
4.      Masa pendahuluan dari perkembangan Selanjutnya
Perkembangan bayi yang baru lahir dapat memberi petunjuk tentang apa yang dapat diharapkan akan terjadi.
5.      Periode yang berbahaya
Masa neonatal merupakan periode yang berbahaya baik secara fisik maupun psikologis.
3.    Masa Bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun.
4.    Awal Masa Kanak-kanak
Masa ini berlangsung mulai dari umur 2 tahun sampai 6 tahun. Pada masa ini pun peranan ibu kini beralih dari perpanjangan evolusi alamiah kekuatan budaya. Tugas ibu kini adalah mendorong pola-pola kelakuan yang memungkinkan anak mengambil tempat dalam masyarakat manusia. Masa ini pun kita akan melihat bagaimana bayi yang sebelumnya sangat tergantung penuh pada sang ibu, kini mereka harus berusaha bergerak untuk melepaskan kemandiriannya secara perlahan – lahan, tetapi tidak dipungkiri seorang ibu akan selalu membantunya walaupun tidak secara penuh. Pada masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 – 3,5 kg setiap tahun. Pada usia 6 tahun berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat pada waktu lahir.
5.    Akhir Masa Kanak-kanak
Akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari enam tahun sampai sepuluh tahun sampai dengan anak mengalami kematangan seksual yaitu sekitar tiga belas tahun bagi anak perempuan dan empat belas tahun bagi anak laki-laki, oleh orang tua disebut sebagai usia yang menyulitkan, tidak rapi, atau usia bertengkar, oleh para pendidik disebut sebagai usia berkelompok, usia penyesuaian, atau usia kreatif. Pertumbuhan fisik yang lambat pada akhir masa kanak-kanak dipengaruhi oleh kesehatan, gizi, imunisasi, sex, dan intelegensi.
6.    Masa Puber
Adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Masa puber memiliki fase negatif yang berarti mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang. Fase puber dibagi menjadi 3 tahap yaitu:
1.      Tahap prapuber (bukan lagi seorang anak tapi belum remaja).
2.      Tahap puber (kematangan seksual muncul).
3.      Tahap pascapuber (muncul ciri2 seks sekunder).
7.    Masa Remaja
Adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
8.    Masa Dewasa Awal
Istilah  adult  atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata  adultus  yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi  dewasa. Hurlock (1999) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Santrock (2002) mengatakan masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Kenniston (dalam Santrock, 2002) mengemukakan masa muda (youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan pribadi, dan perjuangan antara ketertarikan pada kemandirian dan menjadi terlibat secara sosial.
9.    Masa Dewasa Paruh Baya
Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya dalam terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun, di mana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock,1980:320).

2.3       Tugas-tugas Perkembangan
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu. Apabila individu mampu melaksanakan tugas dengan berhasil, maka akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi apabila mengalami kegagalan, maka akan menimbulkan perasaan tidak bahagia dan mengalami kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan pada setiap individu menurut Havighurst (Hurlock, 1980) adalah sebagai berikut:
1.      Masa Bayi dan Awal Masa Kanak-kanak
a.       Belajar memakan makanan padat
b.      Belajar berjalan
c.       Belajar berbicara
d.      Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
e.       Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
f.        Mempersiapkan diri untuk membaca
g.      Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani
2.      Akhir Masa Kanak-kanak
a.       Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
b.      Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri
c.       Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya
d.      Mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita
e.       Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
f.        Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
g.      Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata krama dan tingkatan nilai
h.      Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga
i.        Mencapai kebebasan pribadi
3.      Masa Remaja
a.       Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya
b.      Mencapai peran sosial pria dan wanita
c.       Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
d.      Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
e.       Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
f.        Mempersiapkan karier ekonomi
g.      Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
h.      Memperoleh perangkat nilai dan sistem etika sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi
4.      Awal Masa Dewasa
a.       Mulai bekerja
b.      Memilih pasangan
c.       Belajar hidup dengan tunangan
d.      Mulai membina keluarga
e.       Mengasuh anak
f.        Mengelola rumah tangga
g.      Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
h.      Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
5.      Masa Usia Paruh Baya
a.       Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara
b.      Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia
c.       Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu luang
d.      Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
e.       Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik
f.        Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
g.      Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua
6.      Masa Tua
a.       Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
b.      Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga
c.       Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
d.      Membentuk hubungan orang-orang seusia
e.       Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
f.        Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel



BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Perkembangan merupakan perubahan progresif dan berkesinambungan yang dialami individu dari lahir sampai akhir hayatnya. Perkembangan di pengaruhi oleh hubungan antara proses biologis, kognitif dan sosial-emosi. Perkembangan secara umum dibagi menjadi periode yang dimulai dari permbuahan hingga masa remaja, perkelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak tengah dan akhir, dan masa remaja. Dalam menjalani perkembangannya setiap individu dibatasi oleh prinsip-prinsip perkembangan, yaitu: (a) perkembangan berlangsung sepanjang hayat (b) perkembangan bersifat multidimensional atau multidireksional (c) perubahan mengacu pada perolehan dan kehilangan (d) perkembangan itu bersifat lentur (e) perkembangan berada dalam latar tertentu dan historik (f) perkembangan itu berproses dari bagian kepala menuju kaki (g) perkembangan berproses dari tubuh bagian dalam menuju tubuh bagian luar (h) perkembangan tergantung pada kematangan dan belajar (i) perkembangan berproses dari sederhana (konkrit) menuju kepada yang lebih kompleks (j) pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan (k) pertumbuhan dan perkembangan berproses dari kecakapan umum ke kecakapan spesifik (l) tingkat pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual.

3.2       Saran
            Sebagai seseorang yang akan menjadi pendidik maupun orang tua nantinya, kita sebaiknya harus lebih memahami hakekat perkembangan yang bertujuan agar kita dapat lebih memahami perkembangan setiap anak yang masing-masing memiliki sifat, karakter, serta perkembangan yang berbeda-beda pula, sehingga dibutuhkan penanganan khusus dan berbeda-beda terhadap masing-masing anak.



DAFTAR PUSTAKA
Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press