KETERAMPILAN DAN EFEKTIFITAS BERBICARA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Suwandi
Disusun oleh :
1.
Ayu Sulistyowati (1401415169)
2.
Novi Rismahwati (1401415262)
3.
Novan Ardianto (1401415269)
2D
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Keterampilan
Berbicara Dan Efektifitas Berbicara ini dengan baik. Dan juga kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Suwandi selaku dosen mata kuliah Ketrampilan Berbahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang bumi dan
tata surya.
Semoga
makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain. Kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalh ini diwaktu
mendatang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tegal, 27 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berbicara
dan Efektifitas Bicara............................................. 3
2.2 Tujuan
Berbicara....................................................................................... 4
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara .............................. 5
2.4 Jenis – jenis Berbicara............................................................................... 7
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Berbicara................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan..................................................................................................... 11
3.2 Saran
.........................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterampilan berbicara merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa karena kompetensi keterampilan
berbicara adalah komponen terpenting dalam tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia.
Berbicara
sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa memiliki peran yang sangat
penting dalam berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis.
Selain untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi, pembelajaran bahasa
Indonesia bertujuan agar siswa memiliki sikap positif yaitu mau menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam berkomunikasi. Komponen yang
paling penting dalam berkomunikasi adalah keterampilan berbicara. Nurhadi
(1995: 342) menjelaskan bahwa berbicara merupakan salah satu aspek kemampuan
berbahasa yang berfungsi untuk menyampaikan informasi secara lisan. Berbicara
berarti mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif. Dalam menyampaikan
pesan, informasi yang disampaikan harus mudah
dipahami oleh orang lain agar terjadi komunikasi secara lancar.
Dengan
konsep dasar berbicara sebagai alat untuk berkomunikasi ini, pengajaran
keterampilan berbicara diharapkan aktif interaktif baik dua arah atau multi
arah. Dengan demikian pengajaran keterampilan berbicara bukan lagi sesuatu yang
monoton dan tanpa makna, namun mendapat respon yang aktif dari audien. Inilah
yang melatar belakangi pembuatan makalah ini, yakni pengajaran keterampilan
berbicara harus berlandaskan konsep dasar komunikasi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian berbicara?
2.
Apa tujuan berbicara ?
3.
Apa faktor yang
mempengaruhi keterampilan berbicara?
4.
Apa sajakah jenis – jenis berbicara
?
5.
Apa pengertian efektifitas berbicara
?
6.
Apa saja faktor yang mempengaruhi
efektifitas berbicara ?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui pengertian berbicara dan
efektifitas berbicara
2.
Mendeskripsikan jenis –
jenis berbicara.
3.
Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi keterampilan dan efektifitas berbicara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berbicara
dan Efektifitas Berbicara
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 196) tertulis bahwa berbicara
adalah “berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan
perkataan, tulisan, dan sebagainya) atau berunding”.Berbicara secara umum dapat
diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat
dipahami oleh orang lain (Depdikbud, 1984:3/1985:7). Pengertiannya secara
khusus banyak dikemukakan oleh para pakar. Henry Guntur Tarigan (2008:16),
mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut
sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan serta dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Sty
Slamet (2007:12) menjelaskan bahwa berbicara adalah kegiatan mengekspresikan
gagasan, perasaan, dan kehendak pembicara yang perlu diungkapkan kepada orang
lain dalam bentuk ujaran. Sedangkan menurut Sabarti Ahdiah (1992:3) berbicara
adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Selanjutnya
Nurhatim (2009:1) berbicara adalah bentuk komunikasi verbal yang dilakukan
manusia dalam rangka pengungkapan gagasan dan ide yang telah disusun dalam
pikiran.
Menurut
Tarigan (1983:15) memberikan batasan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan
sebagai bentuk atau wujudnya berbicara tersebut sebagai suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Berbicara efektif merupakan sarana
penyampaian ide kepada orang atau khalayak secara lisan dengan cara yang mudah
dicerna dan dimengerti oleh pendengarnya.
2.2 Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah
menyampaikan pesan kepada orang lain (pendengar). Tujuan tersebut dapat
diperinci lebih lanjut menjadi:
1.
Untuk menghibur
·
Dilakukan oleh pembicara
untuk menarik perhatian pendengar.
·
Dilakukan dengan berbagai
cara seperti humor, spontanitas, kisah-kisah jenaka, petualangan dan
sebagainya.
·
Suasana pembicaraan
bersifat santai, rileks, penuh canda dan menyenangkan
Contoh
: para pelawak
2.
Untuk menginformasikan
·
Menjelaskan suatu proses.
·
Menguraikan, menafsirkan
atau mengintepretasikan sesuatu hal.
·
Memberi, menyebarkan,
atau menanamkan pengetahuan.
·
Menjelaskan kaitan,
hubungan, relasi antara hal benda atau peristiwa .
Contoh
: penceramah, penyiar
3.
Untuk menstimulasikan
·
Berbicara untuk
membangkitkan inspirasi, kemauan, atau minat pendengarnya.
·
Berbicara
untuk menstimulasi artinya pembicara harus pandai merayu, mempengaruhi atau
meyakinkan pendengarnya.
·
Hal ini dapat
tercapai apabila pembicara benar-benar mengetahui minat, kemauan, inspirasi,
kebutuhan dan cita-cita pendengarnya.
Contoh
: guru yang membangkitkan inspirasi murid, kemauan,minat, semangat.
4.
Untuk meyakinkan
·
Tujuan utamanya
yaitu meyakinkan pendengarnya akan sesuatu hal.
·
Melalui pembicara
yang meyakinkan, sikap pendengar dapat diubah misalnya dari sikap menolak
menjadi menerima.
·
Hal ini
dimungkinkan jika pembicara terampil dan mampu menampilkan fakta, bukti, contoh dan ilustrasi yang
mengena.
Contoh
: pembaca iklan, pidato penyuluhan
5.
Untuk menggerakkan
·
Dalam berbicara
untuk menggerakan diperlukan pembicara yang berwibawa, panutan dan tokoh atau
idola masyarakat.
·
Melalui
kepintarannya berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah penguasaan terhadap ilmu jiwa, pembicara mampu menggerakan jiwa pendengarnya.
Contoh
: juru kampanye
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi
Keterampilan Berbicara
Tidak
semua orang memiliki kemahiran dalam berbicara di muka umum. Namun,
keterampilan ini dapat dimiliki oleh semua orang melalui proses belajar dan
latihan secara berkesinambungan dan sistematis. Terkadang dalam proses belajar
mengajar pun belum bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.
Hal
ini disebabkan oleh beberapa hal yang merupakan faktor yang mempengaruhi dalam
kegiatan berbicara. Rusmiati (2002: 32) mengemukakan bahwa hambatan tersebut
terdiri atas hambatan yang datangnya dari pembicara sendiri (internal) dan
hambatan yang datang dari luar pembicara (eksternal).
·
Hambatan Atau Faktor Internal
Hambatan
internal adalah hambatan yang muncul dari dalam diri pembicara. Hal-hal yang
dapat menghambat kegiatan berbicara ini sebagai berikut.
1)
Ketidaksempurnaan alat ucap
Kesalahan
yang diakibatkan kurang sempurna alat ucap akan mempengaruhi kefektifan dalam
berbicara, pendengar pun akan salah menafsirkan maksud pembicara.
2)
Penguasaan komponen kebahasaan
Komponen
kebahasaan meliputi hal-hal berikut ini.
a. Lafal dan intonasi,
b. Pilihan kata (diksi),
c. Struktur bahasa,
d. Gaya bahasa.
3) Penggunaan komponen isi Komponen isi
meliputi hal-hal berikut ini.
a. Hubungan isi dengan topik,
b. Struktur isi,
c. Kualitas isi,
d. Kuantitas isi.
4) Kelelahan dan kesehatan fisik maupun
mental
Seorang pembicara yang tidak menguasai
komponen bahasa dan komponen isi tersebut di atas akan menghambat keefektifan
berbicara.
·
Hambatan Atau Faktor
Eksternal
Selain hambatan internal, pembicara
akan menghadapi hambatan yang datang dari luar dirinya. Hambatan ini
kadang-kadang muncul dan tidak disadari sebelumnya oleh pembicara. Hambatan
eksternal meliputi hal-hal di bawah ini.
a.
Suara atau bunyi
b.
Kondisi ruangan
c.
Media
d.
Pengetahuan pendengar
2.4 Jenis-jenis Berbicara
Berikut ini adalah penjelasan
mengenai jenis-jenis berbicara:
a. Jenis Berbicara Berdasarkan Situasi
Pembicaraan
Berdasarkan
situasi pembicaraan, berbicara dibedakan atas berbicara formal dan berbicara
infomal. Berbicara informal meliputi bertukar pengalama, percakapan,
penyampaian berita, dan memberi petunjuk. Adapu berbicara formal meliputi
ceramah, perencanaan dan penilaian, wawancara, debat, diskusi, dan bercerita
dalam situasi formal.
b. Jenis Berbicara Berdasarkan Tujuan
Pembicara
Tujuan
pembicara pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu (1)
berbicara untuk menghibur, (2) berbicara untuk menginformasikan, (3) berbicara
untuk menstimuli, (4) berbicara untuk meyakinkan, (5) berbicara untuk
menggerakkan. Berbicara untuk menghibur biasanya bersuasana santai. Disini
pembicara berusaha membuat pendengarnya senang dan gembira. Saat
menginformasikan sesuatu kepada khalayak, pembicara berusaha berbicara secara
jelas, sistematis, dan tepat agar isi informasi terjaga keakuratannya. Jenis
berbicara ini banyak dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis berbicara
menstimuli jauh lebih kompleks daripada berbicara menghibur dan menginformasikan.
Disini pembicara harus pandai mempengaruhi pendengar sehingga akhirnya
pendengar tergerak untuk mengerjakan hal-hal yang dikehendaki pembicara.
Pembicara biasanya secara sosial berstatus lebih tinggi daripada pendengarnya. Pembicara biasanya berusaha membangkitkan
semangat pendengarnya sehingga ia bekerja lebih tekun atau belajar lebih baik.
Jenis
berbicara untuk meyakinkan merupakan tahap yang lebih jauh dari berbicara untuk
menstimuli. Disini pembicara bertujuan meyakinkan pendengar lewat pembicaraan
yang meyakinkan, sikap pendengar akan diubah, misalnya dari menolak menjadi
menerima. Dalam hal ini, pembicara biasanya menyertakan bukti, fakta,contoh,
dan ilustr asi yang tepat.
Adapun
jenis berbicara menggerakkan meupakan kelanjutan dari jenis berbicara
meyakinkan. Jenis berbicara menggerakkan bertujuan menggerakkan
pendengar/khalayak agar bertujuan menggerakkan pendengar agar mereka berbuat
dan bertindak, seperti yang dikehendaki pembicara. Disini diperlukan
keterampilan berbicara yang tinggi, kelihaian membakar emosi, kepintarannya
memanfaatkan situasi, dan penguasaan terhadap massa.
c. Jenis Berbicara Berdasarkan Jumlah
Pendengar
Berdasarkan
jumlah pendengar, jenis berbicara ini dibedakan atas berbicara antarpribadi,
berbicara dalam kelompok kecil,dan berbicara dalam kelompok besar. Berbicara
antarpribadi terjadi bila seseorang berbicara dengan satu pendengar (empat
mata). Suasana pembicaraan yang melatari sangat bergantung dua pribadi yang
terlibat serta isi pembicaraan.
Berbicara
dalam kelompok kecil terjadi apabila ada sekelompok kecil (3-5 orang) dalm
pembicaraan itu. Berbicara dalam kelompok kecil ini sangat bagus untuk
pembelajaran bahasa atau untuk siswa yang malu berbicara. Kelompok kecil akan
memungkinkan siswa yang pemalu menjadi mau berbicara. Adapun berbicara dalam
kelompok besar terjadi apabila pembicara berhadapan dengan pendengar dalam
jumlah yang besar. Misalnya, mengajar dengan jumlah siswa yang cenderung
banyak.
d. Jenis Berbicara Berdasarkan Peristiwa
Khusus yang Melatari Pembicaraan
Jenis
berbicara ini dapat diklasifikasikan menjadi 6 (enam) macam, yaitu pidato
presentasi, penyambutan, perpisahan, jamuan, perkenalan, dan nominasi. Contoh
pidato presentasi adalah pidato yang dilakukan saat pembagian hadiah. Contoh
pidato penyambutan adalah pidato yang berisi sambutan umum yang menjadi inti
acara. Contoh pidato perpisahan adalah pidato yang berisi kata-kata perpisahan
pada saat acara perpisahan atau pada saat penutupan suatu acara. Contoh pidato
jamuan adalah pidato yang berisi ucapan selamat, doa kesehatan untuk tamu, dsb.
Contoh pidato perkenalan adalah pidato yang berisi memperkenalkan diri kepada
khalayak. Contoh pidato nominasi adalah pidato yang berisi pujian dan alasan
mengapa sesuatu ini dinominasika (diunggulkan).
e. Jenis Berbicara Berdasarkan Metode
Penyampaian Berbicara
Berdasarkan
metode penyampaian, ada 4 (empat) jenis berbicara yaitu metode mendadak
(impromptu), metode tanpa persiapan (ekstemporan), metode membaca naskah, dan
metode menghafal (Keraf, 1980:316, Dipodjono, 1982:38-39, Tarigan, 1983:24-25).
Penyajian dengan metode mendadak, terjadi bila ecara tiba-tiba seseorang
diminta berbicara di depan khalayak (tidak ada persiapan sama sekali). Dalam
hal ini sebaiknya pembicaraan dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang
melatari pertemuan pada saat itu.
Adapun
yang dimaksud dengan metode tanpa persiapan adalah tanpa adanya persiapa
naskah. Jadi, pembicara masih mempunyai waktu yang cukup untuk membuat
persiapan-persiapan khusus yang berupa kerangka pembicaraan atau
catatan-catatan penting tentang urutan uraian dan kata-kata khusus yang harus
disampaikan. Apabila pembicara akan menyampaikan suatu pernyataan kebijakan
atau keterangan secara tertib dalam pidato-pidato resmi, pidato kenegaraan,
dsb. Metode membaca naskah yang paling banyak digunakan.
Adapun
metode menghafal menunjukkan bahwa pembicara sudah mengadakan perencanaan,
membuat naskah, dan menghafal naskah. Apabila pembicara hanya sekadar
mengucapkan apa yang ia hafalkan tanpa menghayati dan menjiwai apa yang
diucapkan serta tidak berusaha untuk menyesuaikan diri dengan istilah dan
kondisi yang melatari pembicaraan itu, dapat dipastikan bahwa pembicaraan itu
menjadi tidak menarik, membosankan, dan meletihkan pendengar. Sebaliknya, ada
juga pembicara yang berhasil dengan metode ini. Hal ini terjadi karena
pembicara tanggap terhadap situasi dan kondisi yang melatari pembicaraan.
2.5 Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Efektifitas Berbicara
Arsjad
dan Mukti U.S. (1993: 17-20) mengemukakan bahwa untuk menjadi pembicara yang
baik , seorang pembicara harus menguasai masalah yang sedang dibicarakan, dan
harus berbicara dengan jelas dan tepat. Beberapa faktor yang harus diperhatikan
oleh pembicara untuk keefektifan berbicara adalah faktor kebahasaan dan nonkebahasaan.
Faktor
kebahasaan yang menunjang keefektifan berbicara, meliputi; ketepatan ucapan,
penempatan tekanan, nada sandi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata, dan
ketepatan sasaran kebahasaan. Faktor-faktor nonkebahasaan meliputi; sikap yang
wajar, tenang dan tidak kaku, pandangan harus diarahkan pada lawan bicara,
kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak-gerik dan mimik yang tepat,
kenyaringan suara, kelancaran, relevansi atau penalaran, dan penguasaan topik.
Faktor
yang menunjang keefektifan berbicara di atas, baik yang bersifat kebahasaan
maupun yang nonkebahasaan, keduanya tidak boleh diabaikan apabila seseorang
ingin menjadi pembicara yang terampil. Dalam meraih keinginan tersebut harus
dengan proses berlatih yang dilakukan secara berkesinambungan dan sistematis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
uraian di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Sedangkan efektifitas berbicara merupakan
sarana penyampaian ide kepada orang atau khalayak secara lisan dengan cara yang
mudah dicerna dan dimengerti oleh pendengarnya. Tujuan
berbicara antara lain untuk menghibur, untuk menginformasikan, untuk
menstimulasikan, untuk meyakinkan dan untuk menggerakkan. Dan faktor yang
mempengaruhi keterampilan berbicara meliputi faktor internal dan faktor
eksternal, selain itu faktor yang mempengaruhi efektifitas berbicara yaitu
faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan.
3.2 Saran
Penulis
menyadari, pembahasan pada makalah ini kiranya perlu mendapat respon yang
positif baik itu berupa saran dan kritik yang mengarah kepada penyempurnaan,
guna pengembangan dan peningkatan disiplin ilmu yang sekarang Penulis pelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Permana, Tian Setya. “FAKTOR-FAKTOR
PENUNJANG KEEFEKTIFAN BERBICARA”.14 Mei 2016. http://tian99win.blogspot.co.id/2012/08/faktor-faktor-penunjang-keefektifan.html
Karim,Abdul. “FAKTOR –
FAKTOR PENUNJANG KEEFEKTIFAN BERBICARA”.16 Mei 2016. http://unhaki.blogspot.co.id/2011/05/2.html
Pradita,Tiara. “Keterampilan Berbicara”.20 Mei 2016. http://tiarapradita20.blogspot.co.id/2013/12/keterampilan-berbicara.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar