Jumat, 10 Juni 2016

Makalah Bahasa Indonesia KETERAMPILAN DAN EFEKTIFITAS BERBICARA


KETERAMPILAN DAN EFEKTIFITAS BERBICARA

Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Suwandi



Disusun oleh :
1.     Ayu Sulistyowati                                (1401415169)
2.     Novi Rismahwati                                (1401415262)
3.     Novan Ardianto                                  (1401415269)

2D



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Keterampilan Berbicara Dan Efektifitas Berbicara ini dengan baik. Dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suwandi selaku dosen mata kuliah  Ketrampilan Berbahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang bumi dan tata surya.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalh ini diwaktu mendatang.
 Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

                                                                                   
Tegal, 27 Maret 2016


                                                                                                  Penulis



DAFTAR ISI

            HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
  1.1  Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
  1.2   Rumusan Masalah................................................................................... 1
  1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Berbicara dan Efektifitas Bicara............................................. 3
2.2  Tujuan Berbicara....................................................................................... 4
2.3  Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara .............................. 5
2.4  Jenis – jenis Berbicara............................................................................... 7
2.5  Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Berbicara................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1  Simpulan..................................................................................................... 11
3.2  Saran .........................................................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
 Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa karena kompetensi keterampilan berbicara adalah komponen terpenting dalam tujuan pembelajaran bahasa Indonesia.
Berbicara sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa memiliki peran yang sangat penting dalam berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Selain untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi, pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki sikap positif yaitu mau menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam berkomunikasi. Komponen yang paling penting dalam berkomunikasi adalah keterampilan berbicara. Nurhadi (1995: 342) menjelaskan bahwa berbicara merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang berfungsi untuk menyampaikan informasi secara lisan. Berbicara berarti mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif. Dalam menyampaikan pesan, informasi yang disampaikan harus  mudah dipahami oleh orang lain agar terjadi komunikasi secara lancar.
Dengan konsep dasar berbicara sebagai alat untuk berkomunikasi ini, pengajaran keterampilan berbicara diharapkan aktif interaktif baik dua arah atau multi arah. Dengan demikian pengajaran keterampilan berbicara bukan lagi sesuatu yang monoton dan tanpa makna, namun mendapat respon yang aktif dari audien. Inilah yang melatar belakangi pembuatan makalah ini, yakni pengajaran keterampilan berbicara harus berlandaskan konsep dasar komunikasi.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian berbicara?
2.      Apa tujuan berbicara ?
3.      Apa faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara?
4.      Apa sajakah jenis – jenis berbicara ?
5.      Apa pengertian efektifitas berbicara ?
6.      Apa saja faktor yang mempengaruhi efektifitas berbicara ?



1.3 Tujuan
1.    Mengetahui pengertian berbicara dan efektifitas berbicara
2.    Mendeskripsikan jenis – jenis berbicara.
3.    Menjelaskan faktor yang mempengaruhi keterampilan dan efektifitas berbicara.



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berbicara dan Efektifitas Berbicara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 196) tertulis bahwa berbicara adalah “berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dan sebagainya) atau berunding”.Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Depdikbud, 1984:3/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para pakar. Henry Guntur Tarigan (2008:16), mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Sty Slamet (2007:12) menjelaskan bahwa berbicara adalah kegiatan mengekspresikan gagasan, perasaan, dan kehendak pembicara yang perlu diungkapkan kepada orang lain dalam bentuk ujaran. Sedangkan menurut Sabarti Ahdiah (1992:3) berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Selanjutnya Nurhatim (2009:1) berbicara adalah bentuk komunikasi verbal yang dilakukan manusia dalam rangka pengungkapan gagasan dan ide yang telah disusun dalam pikiran.
Menurut Tarigan (1983:15) memberikan batasan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara tersebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
            Berbicara efektif merupakan sarana penyampaian ide kepada orang atau khalayak secara lisan dengan cara yang mudah dicerna dan dimengerti oleh pendengarnya.
2.2  Tujuan Berbicara
            Tujuan utama berbicara adalah menyampaikan pesan kepada orang lain (pendengar). Tujuan tersebut dapat diperinci lebih lanjut menjadi:
1.         Untuk menghibur
·         Dilakukan oleh pembicara untuk menarik perhatian pendengar.
·         Dilakukan dengan berbagai cara seperti humor, spontanitas, kisah-kisah jenaka, petualangan dan sebagainya.
·         Suasana pembicaraan bersifat santai, rileks, penuh canda dan menyenangkan
Contoh : para pelawak
2.         Untuk menginformasikan
·         Menjelaskan suatu proses.
·         Menguraikan, menafsirkan atau mengintepretasikan sesuatu hal.
·         Memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan.
·         Menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara hal benda atau peristiwa .
Contoh : penceramah, penyiar
3.         Untuk menstimulasikan
·         Berbicara untuk membangkitkan inspirasi, kemauan, atau minat pendengarnya.
·         Berbicara untuk  menstimulasi artinya pembicara harus pandai merayu, mempengaruhi atau meyakinkan pendengarnya.
·         Hal ini dapat tercapai apabila pembicara benar-benar mengetahui minat, kemauan, inspirasi, kebutuhan dan cita-cita pendengarnya.
Contoh : guru yang membangkitkan inspirasi murid, kemauan,minat, semangat.
4.         Untuk meyakinkan
·         Tujuan utamanya yaitu meyakinkan pendengarnya akan sesuatu hal.
·         Melalui pembicara yang meyakinkan, sikap pendengar dapat diubah misalnya dari sikap menolak menjadi menerima.
·         Hal ini dimungkinkan jika pembicara terampil dan mampu menampilkan  fakta, bukti, contoh dan ilustrasi yang mengena.
Contoh : pembaca iklan, pidato penyuluhan
5.         Untuk menggerakkan
·         Dalam berbicara untuk menggerakan diperlukan pembicara yang berwibawa, panutan dan tokoh atau idola masyarakat.
·         Melalui kepintarannya berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah penguasaan terhadap ilmu jiwa, pembicara mampu menggerakan jiwa pendengarnya.
Contoh : juru kampanye
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara
Tidak semua orang memiliki kemahiran dalam berbicara di muka umum. Namun, keterampilan ini dapat dimiliki oleh semua orang melalui proses belajar dan latihan secara berkesinambungan dan sistematis. Terkadang dalam proses belajar mengajar pun belum bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang merupakan faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan berbicara. Rusmiati (2002: 32) mengemukakan bahwa hambatan tersebut terdiri atas hambatan yang datangnya dari pembicara sendiri (internal) dan hambatan yang datang dari luar pembicara (eksternal).
·         Hambatan Atau Faktor Internal
Hambatan internal adalah hambatan yang muncul dari dalam diri pembicara. Hal-hal yang dapat menghambat kegiatan berbicara ini sebagai berikut.
1) Ketidaksempurnaan alat ucap
Kesalahan yang diakibatkan kurang sempurna alat ucap akan mempengaruhi kefektifan dalam berbicara, pendengar pun akan salah menafsirkan maksud pembicara.
2) Penguasaan komponen kebahasaan
Komponen kebahasaan meliputi hal-hal berikut ini.
a.       Lafal dan intonasi,
b.      Pilihan kata (diksi),
c.       Struktur bahasa,
d.      Gaya bahasa.
 3) Penggunaan komponen isi Komponen isi meliputi hal-hal berikut ini.
a.       Hubungan isi dengan topik,
b.      Struktur isi,
c.       Kualitas isi,
d.      Kuantitas isi.
4)      Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental
     Seorang pembicara yang tidak menguasai komponen bahasa dan komponen isi tersebut di atas akan menghambat keefektifan berbicara.
·         Hambatan Atau Faktor Eksternal
            Selain hambatan internal, pembicara akan menghadapi hambatan yang datang dari luar dirinya. Hambatan ini kadang-kadang muncul dan tidak disadari sebelumnya oleh pembicara. Hambatan eksternal meliputi hal-hal di bawah ini.
a. Suara atau bunyi
b. Kondisi ruangan
c. Media
d. Pengetahuan pendengar
2.4  Jenis-jenis Berbicara
            Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis berbicara:
a.       Jenis Berbicara Berdasarkan Situasi Pembicaraan
Berdasarkan situasi pembicaraan, berbicara dibedakan atas berbicara formal dan berbicara infomal. Berbicara informal meliputi bertukar pengalama, percakapan, penyampaian berita, dan memberi petunjuk. Adapu berbicara formal meliputi ceramah, perencanaan dan penilaian, wawancara, debat, diskusi, dan bercerita dalam situasi formal.
b.      Jenis Berbicara Berdasarkan Tujuan Pembicara
Tujuan pembicara pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu (1) berbicara untuk menghibur, (2) berbicara untuk menginformasikan, (3) berbicara untuk menstimuli, (4) berbicara untuk meyakinkan, (5) berbicara untuk menggerakkan. Berbicara untuk menghibur biasanya bersuasana santai. Disini pembicara berusaha membuat pendengarnya senang dan gembira. Saat menginformasikan sesuatu kepada khalayak, pembicara berusaha berbicara secara jelas, sistematis, dan tepat agar isi informasi terjaga keakuratannya. Jenis berbicara ini banyak dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis berbicara menstimuli jauh lebih kompleks daripada berbicara menghibur dan menginformasikan. Disini pembicara harus pandai mempengaruhi pendengar sehingga akhirnya pendengar tergerak untuk mengerjakan hal-hal yang dikehendaki pembicara. Pembicara biasanya secara sosial berstatus lebih tinggi daripada pendengarnya.  Pembicara biasanya berusaha membangkitkan semangat pendengarnya sehingga ia bekerja lebih tekun atau belajar lebih baik.
Jenis berbicara untuk meyakinkan merupakan tahap yang lebih jauh dari berbicara untuk menstimuli. Disini pembicara bertujuan meyakinkan pendengar lewat pembicaraan yang meyakinkan, sikap pendengar akan diubah, misalnya dari menolak menjadi menerima. Dalam hal ini, pembicara biasanya menyertakan bukti, fakta,contoh, dan ilustr asi yang tepat.
Adapun jenis berbicara menggerakkan meupakan kelanjutan dari jenis berbicara meyakinkan. Jenis berbicara menggerakkan bertujuan menggerakkan pendengar/khalayak agar bertujuan menggerakkan pendengar agar mereka berbuat dan bertindak, seperti yang dikehendaki pembicara. Disini diperlukan keterampilan berbicara yang tinggi, kelihaian membakar emosi, kepintarannya memanfaatkan situasi, dan penguasaan terhadap massa.
c.       Jenis Berbicara Berdasarkan Jumlah Pendengar
Berdasarkan jumlah pendengar, jenis berbicara ini dibedakan atas berbicara antarpribadi, berbicara dalam kelompok kecil,dan berbicara dalam kelompok besar. Berbicara antarpribadi terjadi bila seseorang berbicara dengan satu pendengar (empat mata). Suasana pembicaraan yang melatari sangat bergantung dua pribadi yang terlibat serta isi pembicaraan.
Berbicara dalam kelompok kecil terjadi apabila ada sekelompok kecil (3-5 orang) dalm pembicaraan itu. Berbicara dalam kelompok kecil ini sangat bagus untuk pembelajaran bahasa atau untuk siswa yang malu berbicara. Kelompok kecil akan memungkinkan siswa yang pemalu menjadi mau berbicara. Adapun berbicara dalam kelompok besar terjadi apabila pembicara berhadapan dengan pendengar dalam jumlah yang besar. Misalnya, mengajar dengan jumlah siswa yang cenderung banyak.
d.      Jenis Berbicara Berdasarkan Peristiwa Khusus yang Melatari Pembicaraan
Jenis berbicara ini dapat diklasifikasikan menjadi 6 (enam) macam, yaitu pidato presentasi, penyambutan, perpisahan, jamuan, perkenalan, dan nominasi. Contoh pidato presentasi adalah pidato yang dilakukan saat pembagian hadiah. Contoh pidato penyambutan adalah pidato yang berisi sambutan umum yang menjadi inti acara. Contoh pidato perpisahan adalah pidato yang berisi kata-kata perpisahan pada saat acara perpisahan atau pada saat penutupan suatu acara. Contoh pidato jamuan adalah pidato yang berisi ucapan selamat, doa kesehatan untuk tamu, dsb. Contoh pidato perkenalan adalah pidato yang berisi memperkenalkan diri kepada khalayak. Contoh pidato nominasi adalah pidato yang berisi pujian dan alasan mengapa sesuatu ini dinominasika (diunggulkan).
e.       Jenis Berbicara Berdasarkan Metode Penyampaian Berbicara
Berdasarkan metode penyampaian, ada 4 (empat) jenis berbicara yaitu metode mendadak (impromptu), metode tanpa persiapan (ekstemporan), metode membaca naskah, dan metode menghafal (Keraf, 1980:316, Dipodjono, 1982:38-39, Tarigan, 1983:24-25). Penyajian dengan metode mendadak, terjadi bila ecara tiba-tiba seseorang diminta berbicara di depan khalayak (tidak ada persiapan sama sekali). Dalam hal ini sebaiknya pembicaraan dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang melatari pertemuan pada saat itu.
Adapun yang dimaksud dengan metode tanpa persiapan adalah tanpa adanya persiapa naskah. Jadi, pembicara masih mempunyai waktu yang cukup untuk membuat persiapan-persiapan khusus yang berupa kerangka pembicaraan atau catatan-catatan penting tentang urutan uraian dan kata-kata khusus yang harus disampaikan. Apabila pembicara akan menyampaikan suatu pernyataan kebijakan atau keterangan secara tertib dalam pidato-pidato resmi, pidato kenegaraan, dsb. Metode membaca naskah yang paling banyak digunakan.
Adapun metode menghafal menunjukkan bahwa pembicara sudah mengadakan perencanaan, membuat naskah, dan menghafal naskah. Apabila pembicara hanya sekadar mengucapkan apa yang ia hafalkan tanpa menghayati dan menjiwai apa yang diucapkan serta tidak berusaha untuk menyesuaikan diri dengan istilah dan kondisi yang melatari pembicaraan itu, dapat dipastikan bahwa pembicaraan itu menjadi tidak menarik, membosankan, dan meletihkan pendengar. Sebaliknya, ada juga pembicara yang berhasil dengan metode ini. Hal ini terjadi karena pembicara tanggap terhadap situasi dan kondisi yang melatari pembicaraan.
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Berbicara
Arsjad dan Mukti U.S. (1993: 17-20) mengemukakan bahwa untuk menjadi pembicara yang baik , seorang pembicara harus menguasai masalah yang sedang dibicarakan, dan harus berbicara dengan jelas dan tepat. Beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk keefektifan berbicara adalah faktor kebahasaan dan nonkebahasaan.
Faktor kebahasaan yang menunjang keefektifan berbicara, meliputi; ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada sandi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata, dan ketepatan sasaran kebahasaan. Faktor-faktor nonkebahasaan meliputi; sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, pandangan harus diarahkan pada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran, relevansi atau penalaran, dan penguasaan topik.
Faktor yang menunjang keefektifan berbicara di atas, baik yang bersifat kebahasaan maupun yang nonkebahasaan, keduanya tidak boleh diabaikan apabila seseorang ingin menjadi pembicara yang terampil. Dalam meraih keinginan tersebut harus dengan proses berlatih yang dilakukan secara berkesinambungan dan sistematis.






BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Dari uraian di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan efektifitas berbicara merupakan sarana penyampaian ide kepada orang atau khalayak secara lisan dengan cara yang mudah dicerna dan dimengerti oleh pendengarnya. Tujuan berbicara antara lain untuk menghibur, untuk menginformasikan, untuk menstimulasikan, untuk meyakinkan dan untuk menggerakkan. Dan faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara meliputi faktor internal dan faktor eksternal, selain itu faktor yang mempengaruhi efektifitas berbicara yaitu faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan.
3.2 Saran
Penulis menyadari, pembahasan pada makalah ini kiranya perlu mendapat respon yang positif baik itu berupa saran dan kritik yang mengarah kepada penyempurnaan, guna pengembangan dan peningkatan disiplin ilmu yang sekarang Penulis pelajari.








DAFTAR PUSTAKA
Permana, Tian Setya. “FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG KEEFEKTIFAN BERBICARA”.14 Mei 2016. http://tian99win.blogspot.co.id/2012/08/faktor-faktor-penunjang-keefektifan.html
Karim,Abdul. “FAKTOR – FAKTOR PENUNJANG KEEFEKTIFAN BERBICARA”.16 Mei 2016. http://unhaki.blogspot.co.id/2011/05/2.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar