MAKALAH
KETERAMPILAN MENYIMAK
Makalah ini untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Drs. Suwandi, MPd.
Penyusun:
1.
Anisatul Mahmudah (1401415187)
2.
Abdul Aziz (1401415322)
3.
Alief Alfullayali (1401415310)
Fakultas Ilmu Pendidikan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal
Universitas Negeri Semarang
2016
PRAKATA
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah “KETERAMPILAN MENYIMAK” dapat terselesaikan untuk
memenuhi tugas mata
kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia
Penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Drs. Soewandi, MPd., selaku dosen mata kuliah Keterampilan
Bahasa Indonesia yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, dan teman- teman
yang banyak memberikan masukkan dan informasi, juga kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Saran dan kritik dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah ini agar dalam
penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik dari makalah sekarang.Semoga
makalah ini memberi manfaat bagi yang membacanya.
Tegal, 9 Maret 2016
Penulis `
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar …………………………………………………… i
Daftar
Isi …………………………………………………………… ii
BAB
I PENDAHULUAN …………………………………………… 1
A. LatarBelakang
…………………………………………………… 1
B. Rumusan
Masalah …………………………………………… 2
C. Tujuan
…………………………………………………………… 2
D. Manfaat
…………………………………………………… 2
BAB
II PEMBAHASAN ……………………………………………. 3
A. Penertian
Menyimak ……………………………………………. 3
B. Tujuan
Menyimak. ……………………………..……………… 4
C. Jenis-jenis
Menyimak …………………………………………… 4
D. Unsur-unsur
Menyimak …...………………………………………. 10
E. Faktor
yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak …………….. 12
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpuulan
……..……………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA ….…………………………………………. 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah mendengarkan, mendengar, dan menyimak sering kita
jumpai dalam dunia pengajaran bahasa, lebih-lebih dalam pengajaran keterampilan
berbahasa. Satu hal yang sudah disepakati bersama ialah bahwa ketiga istilah
itu berkaitan dengan dalam makna. Namun dalam mengartikan makna istilah
tersebut satu persatu, mulai muncul perbedaan pendapat. Ada yang menganggap mendengarkan sama dengan
menyimak. Kedua duanya dapat dipertukarkan dengan makna yang sama. Ada pula
pendapat yang menyatakan bahwa pengertian mendengarkan dan menyimak tidak sama.
Artinya masing masing istilah itu berdiri sendiri dengan makna yang berbeda
pula.
Peristiwa mendengar, biasanya, terjadi secara kbetulan,
tiba-tiba, dan tidak diduga sbelumnya. Karena itu kegiatan mendengar tidak
direncanakan. Apa yang didengar mungkin tidak dimngerti maknanya dan mungkin pula
tidak menjadi perhatan sama sekali. Mendengarkan setingkat lebh tinggi tarafnya
dari mendengar. Mendengarkan sudah mencakup mendengar. Di antara ketiga
istilah, mendengar, mendengarkan, dan menyimak, taraf tertinggi diduduki
istilah menyimak. Dalam peristiwa menyimak sudah ada faktor kesengajaan. Faktor
pemahaman merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Bahka lebih
dari itu faktor perhatian, penilaian pun selalu terdapat dalam peristiwa
menyimak. Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir
dari perencanaan adalah ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan meyimak.
Alasan inilah yang kita sebut sebagai
tujuan menyimak.
B. Rumusa
Masalah
1.
Apa pengertian menyimak?
2.
Apa tujuan menyimak?
3.
Apa saja jenis-jenis menyimak?
4.
Apa unsure yang harus aada pada kegiatan
menyimak?
C. Tujuan
Dengan
dibuatnya makalah ini bertujuan sebagai:
1.
Memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Ketrampilan Bahasa Indonesia
2.
Mengetahui perbedaan antara mendengar,
mendengarkan, dan menyimak
3.
Mengetahui tujuan dalam kegiatan menyimak
4.
Mengetahuinjenis-jenis menyimak
5.
Mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada
menyimak
D. Manfaat
Manfaat
yang bisa diperoleh dari penyusunan makalah ini :
1. Sebagai
media untuk belajar, karena untuk mencari materinya bisa berasal dari sumber
lain seperti buku ataupun browsing.
2. Melatih
kedisiplian karena harus selesai tepat waktu.
3. Mengembangkan
pikiran kita untuk tidak terpaku pada satu sumber referensi saja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menyimak
Menurut para ahli
Ø Menyimak adalah mendengar secara
khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra
Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18)
Ø Menyimak dapat didefinisikan suatu
aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago
Tarigan; 1991: 4).
Ø Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983)
Ø Menyimak adalah suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di
dalamnya”.(Sabarti –at all: 1992).
Jadi menyimak adalah
suatu proses yang mencakup kegiatan mendengrkan, mengidentifikasi bunyi bahasa,
menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.
Dalam setiap fase menyimak diperlukan kemampuan tertentu
yang dikenal dengan istilah kemampuan penunjang menyimak, antara lain:
1.
Kemampuan
memusatkan perhatian
2.
Kemampuan
Mengingat
3.
Kemampuan
Menangkap bunyi
4.
Kemampuan
Linguistic
5.
Kemampuan
Non linguistic
6.
Kemampuan
Menilai
7.
Kemampuan
menanggapi
B.
Tujuan
Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami
pesan, ide serta gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. Dengan demikian
tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.
Menyimak
memperoleh fakta
2.
Untuk
menganalisis fakta
3.
Untuk
mengevaluasi fakta
4.
Untuk
mendapatkan inspirasi
5.
Untuk
mendapatkan hiburan atau menghibur diri
6.
Meningkatkan
kemampuan berbicara
Menyimak sangat fungsional dalam kehidupan manusia. Karena
itu tidaklah mengherankan apabila aktifitas menyimak selalu melebihi kegiatan
berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak berperan sebagai:
1.
Landasan
belajar berbahasa
2.
Penunjang
keterampilan berbahasa lainnya
3.
Pelancar
komunikasi lisan
4.
Penambah
informasi.
C.
Jenis-jenis
Menyimak
Apabila kita membaca dan
memperhatikan berbagai buku literature mengenai menyimak, maka akan ditemui
jenis dan nama menyimak. Misalnya menyimk terputus-putus, menyimak dangkal,
menyimak sekelumit, menyimak sosial, menyimak krits, menyimak reponsif, dan
sebagainya. Keanekaragaman nama menyimak disebabkan oleh pengklasifiksin
menyimak dengan titik pandang yang berbeda.
Menurut pengamatan penulis, ada 7
titik pandang yang digunkan sebagai dasar pengklsifiksian menyimak, antara
lain: sumber suara, taraf aktifitas penyimak, taraf hasil simakan, keterlibatan
penyimak, dan kemampuan khusus, cara penyimakan dan bahan simakan, ujuan
menyimak, tujuan spesifik. Pengklarifikasian menyimak
berdasarkan:
1. Sumber
suara
Berdasarkan sumber suara yang
disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
Ini terjai di saat
kita menyendiri, merenungkan nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, berkata-kata
dengan diri sendiri.
b. Interpersonal
listening atau penyimak antar pribadi
Menyimak yang
seperti ini ang paling bnyak kita lakukan, misalnya dalam percakapan, diskusi,
seminar, dan sebagainya.
2. Cara
penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan
bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
a.
Menyimak
ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah penyimak
memahami isi bahan simakan secara sepintas, umum, dalam garis-garis besar.
Menyimak ekstensif meliputi:
1) Menyimak sosial
1) Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan
sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya.
Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan
santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak
nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek
memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
2) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika
seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan
percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara
tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu
oleh suara tersebut.
3) Menyimak estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif.
Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati
sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu,
dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak
seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini,
emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi
tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh
seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan
cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut.
Para remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan
tersebut.
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan
tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang
mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah
mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula
menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah
tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang
itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak
dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di
sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif
terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
b.
Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan
menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak
memahami secara mendalam.Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
1) Menyimak dengan memahami makna
pembicaraan
2) Memerluhan konsentrasi tinggi
Konsentrasi
ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan,
perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Agar penyimak dapat
melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara,
antara lain menjaga agar pikiran tidak terpecah, perasaan tenang dan tidak
bergejolak, perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus
mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik
internal maupun ekstenal.
3)
Memahami bahasa formal
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi
bahan simakan.
Reproduksi
ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat
reproduksi dapat dilakukan secara lisan (berbicara) dan tulis (menulis,
mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara
lain:
1. Mengukur kemampuan integratif antara
menyimak dengan berbicara
2. Mengukur kemampuan integratif antara
menyimak dengan menulis atau mengarang
3. Mengetahui kemampuan daya serap
seseorang
4. Mengetahui tingkat pemahaman
seseorang tentang bahan yang telah disimak.
Menyimak
intensif meliputi:
1)
Menyimak
kritis: Menyimak untuk menganalisis tujuan pembicara, misalnya dalam
diskusi, perdebatan, dan lain-lain.
2)
Menyimak
introgatif. Kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi
tersebut.
3)
Menyimak
eksploratif. Kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk
mendapatkan informasi baru.
4)
Menyimak
kreatif. Kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi
dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara
menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa
Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, mengemukakan gagasan
yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang
berbeda, merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, menyusun
petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.
5)
Menyimak
konsentratif. Kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk
memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan
menyimak konsentratif bertujuan untuk mengikuti petunjuk-petunjuk, mencari
hubungan antarunsur dalam menyimak, mencari hubungan kuantitas dan kualitas
dalam suatu komponen, mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan
menyimak, mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan mencari gagasan
utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
6)
Menyimak
selektif. Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara
selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara,
bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan
bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri
tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri
menyimak selektif ialah:
(a)
Menyimak
dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan
(b)
Menyimak dengan memperhatikan topik-topik
tertentu
(c)
Menyimak
dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.
Tidyman
& Butterfield mengklasifikaikan menyimak atas dasar tujuan menyimak. Hasil
pengklasifikasian menghasilkan tujuh jenis menyimak yaitu:
1) Menyimak sederhana: Terjadi dalam
percakapan dengan teman atau bertelepon.
2) Menyimak diskriminatif: Menyimak
untuk membedakan suara dan perubahan suara.
3) Menyimak santai: Menyimak untuk
tujuan kesenangan.
4) Menyimak informatif : menyimak untuk
mencari informasi.
5) Menyimak literatur : menyimak untuk
mengorganisasikan ide.
6) Menyimak kritis: menyimak untuk
menganalisis tujuan pembicara.
c. Taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat
diklarifikasikan:
1) Kegiatan menyimak bertaraf rendah( silent listening )
1) Kegiatan menyimak bertaraf rendah( silent listening )
Penyimak baru sampai pada kegiatan
memberikan dorongan, perhtian,dan menunjang pembicaraan. Biasana aktifitas itu
bersifat non verbal seperti mengangguk
angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhtian dan sebagainya.
2) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi( active listening ): Penyimak sudah dapat pengutarakan kembali isi bahan smakan.
D. Unsur Unsur Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan
yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung.
Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan
timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang
tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah pembicara, penyimak, bahan simakan, dan
bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur
itu.
1.
Pembicara:
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang
berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara
ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima
pesan (penyimak).
2.
Penyimak.
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak
dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu,
penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
intensif.
3.
Bahan
Simakan. Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan,
terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep,
gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan
dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan
terjadinya kegagalan dalam komunikasi. Untuk menghindari kegagalan, perlu
dikaji ulang.Bahan simakan dengan cara berikut:
a. Menyimak Tujuan Pembicara
Langkah
pertama penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak ialah mencari tujuan
pembicara. Jika hal itu telah dicapai, ia akan lebih gampang untuk mendapatkan
pesan pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, ia .akan mengalami kesulitan.
Tujuan yang akan dicapai penyimak ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan
inspirasi, menganalisis gagasan pembicara, mengevaluasi, dan mencari hiburan.
b. Menyimak Urutan Pembicaraan
Seorang
penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan. Hal itu dilakukan untuk
memudahkan penyimak mencari pesan pembicara. Walaupun pembicara berkata agak
cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran
tentang urutan penyajian bahan. Urutan penyajian terdiri atasa tiga komponen,
yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian pembukaan lingkup permasalahan yang
akan dibahas. Bagian isi terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan yang
dikemukakan pada bagian pendahuluan. Pada bagian penutup berisi simpulan hasil
pembahasan.
c.
Menyimak
Topik Utama Pembicaraan
Topik
utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas, dianalisis s pembicaraan
berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak memprediksi apa saja yang
akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut. penyimak satu profesi dengan
pembicara, is tidak akan kesulitan untuk mener topik utama. Sebuah topik
uta.-na memiliki ciri-ciri: menarik perhatian pen) bermanfaat bagi penyimak,
dan akrab dengan penyimak.
d. Menyimak Topik Bawahan
Setelah
penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah mencari topik-topik
bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik
bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah
dicerna oleh penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan
sebuah pohon besar, topik bawahan ialah dahan dan ranting pohon tersebut.
Dengan demikian penyimak yang telah mengetahui topik utama, dengan mudah akan
mengetahui topik-topik bawahannya.
e. Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir
pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika
pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati
rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut. Jika pem bicara
menyampaikan simpulan, maka penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan
yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang
simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak.
Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus memperhatikan
himbuan itu secara cermat dan teliti.
E. Faktor yang Mempenaruhi Keberhasilan
Menyimak
Menurut pendapat Rost (1991:108)
bahwa faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah
siswa menuliskan butir-butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan
dengan bahan simakan.
Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen/faktor-fantor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut:
Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen/faktor-fantor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut:
1. Membedakan antar bunyi fonemis.
2. Mengingat kembali kata-kata.
3. Mengidentifikasi tata bahasa dari
sekelompok kata.
4. Mengidentifikasi bagian-bagian
pragmatik, eskpresi, dan seperangkat penggunaan yang berfungsi sebagai unit
sementara mencari arti/makna.
5. Menghubungkan tanda-tanda linguistik
ke tanda-tanda para linguistik (intonasi) dan ke nonlinguistik (situasi yang
sesuai dengan objek supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal (yang
kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk
memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna.
6. Mengulang kata-kata penting dan
ide-ide penting.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan, mengidentifikasi bunyi bahasa, menginterpretasi, menilai, dan
mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, diperlukan kemampuan penunjang menyimak. Adapun tujuan dari menyimak
adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang tersirat
dalam bahan simakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Drs.
Tarigan, Djago. Pendidikan Bahasa
Indonesia 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi, 1991.
Is It Recommended To Play At Vegas Casino?
BalasHapusFor all the information about gambling online, check 슬롯머신 게임 our casino reviews & claim exclusive 바카라 커뮤니티 bonuses. How To Play At 부들 이 벗방 Vegas 포커 칩 Casino? How To Play At Vegas 에그 벳